SOLUSI CERDAS MENCAPAI KEBAHAGIAAN
Contact Tables

I edited my layout at Bigoo.ws, check out these Myspace Layouts!

Jumat, 26 September 2008

"Pelembutan" Hawa Nafsu


Di antara tema yang menonjol dalam psikologi keislaman adalah pelembutan dan penghalusan hawa nafsu, syahwat dan naluri. Karena watak kesemuanya itu bisa melembut dan mengeras.
Di saat lembut, akallah yang menjadi hakim dan sempurnalah kemanusiaan seseorang. Di saat keras, hawa nafsulah yang menjadi hakim dan sempurnalah kebinatangan manusia. Dalam kedua kondisi tersebut, manusia sendirilah yang menentukan segalanya. Semakin sering seorang menuruti hawa nafsunya, semakin mengeras dan, akhirnya, semakin dominan ia. Sebaliknya, jika seseorang selalu malakukan tekanan atas hawa nafsu, maka lambat-laun ia akan melemah dan, implikasinya, mudah menurut pada kontrol akal.
Semua manusia, bertaqwa atau tidak, sama-sama mempunyai hawa nafsu dan syahwat.
Bedanya, yang bertaqwa mampu -secara aktif- menguasai dan mengatur hawa nafsu dan syahwatnya, sedangkan orang yang tidak bevtaqwa -secara pasif- dikuasai dan diatur oleh syahwat dan hawa nafsunya. Pada kondisi manapun manusia tetap berikhtiar. Ikhtiar berati melakukan penekanan dan pelatihan atas hawa nafsu, atau malahan (menurut istilah Imam Ali as peny.) menuruti kehendaknya (dengan mengurangi tuntutannya). Dalam kajian selanjutnya, saya akan membahas kiat-kiat menguasai hawa nafsu, nash-nash keislaman yang menjelaskan dua keadaan (posisi) hawa nafsu -yang lemah dan yang keras -, teknik melemahkan hawa nafsu, dan perbuatan-perbuatan yang mengakibatkan terkristalnya hawa nafsu.
Alquran menjelaskan:"... tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan kamu beuci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan..."(Q.S.Al-Hujurât :7).
Allah menanamkan rasa benci kepada kefasikan -yang diperebutkan para durja- dalam kalbu Mukmin dan ahli taqwa. Sebenarnya, siapakah yang membencikan orang-orang mukmin kepada kefasikan? Dan siapa pula yang membuat senang orang-orang fasik terhadap kefasikan?
Jawabnya, adalah Allah SWT Dia yang membencikan kefasikan kepada jiwa orang-orang Mukmin. Hati orang mukmin berada dalam genggaman dan kekuasaan Allah dan Allah senang kefasikan berada dalam jiwa orang fasik sebab orang fasik itu sendiri mencmtai kefasikan dan selalu mengikuti hawa nafsunya.
Rasulullah SAWW bersabda: "Rutin melakukan kebaikan berarti kebencian bagi kejelekan".[][20]
Konsistensi dalam melakukan kebaikan akan membawa kebencian atas kejelekan. Kejelekan yang dimaksud ialah syahwat dan kelezatan yang selalu dicari dan dikejar-kejar manusia. Karena, syahwat dan kelezatan yang diharamkan itu selalu dikejar-kejar oleh para penyeleweng dan kaum fasik. Begitu pula sebaliknya. Kejelekan yang selalu dilakukan akan membaca kecintaan pada kejelekan itu. Dan yang demikian itu adalah wajar dan rasional.
Imam Amiril Mukminin Ali as dalam khotbahnya yang menerangkan ciri-ciri orang taqwa dan khotbah ini dikenal dengan Khotbah Hammâm, beliau berucap: " (Ahli tagwa) itu dekat angan-angannya, sedikit kesalahannya, khusyu’ hatinya, mudah terpuaskan, sederhana makanannya, ringan urusannya, kukuh agamanya, "mati" nafsuniya, dan tertahan emosinya."[][21]
Sesungguhnya taqwa dapat melunakkan syahwat dan hawa nafsu seseorang. Dengan taqwa, jiwa yang serakah berubah menjadi qanâ’ah. Syahwat pun menjadi lemah-lembut seakan mati.
Nash di atas, dan yang semisalnya, tidak hendak menyatakan bahwa peran taqwa adalah pengekang syahwat dan hawa nafsu. Walau pengertian itu bisa dibenarkan, tapi maksud riwayat lebih jauh lagi. la ingin menekankan bahwa peranan taqwa itu juga untuk melemah-lembutkan hawa nafsu dan meringankan syahwat. Demikianlah riwayat-riwayat tersebut di atas saya pahami.
Selanjutnya saya akan nukilkan beberapa riwayat tanpa menyebut komentarnya.
Imam Ali as bersabda: "Semakin kokoh hikmah (seseorang), semakin lemah syahwatnya."[][22]
Imam Ali as berkata: "Jika kemampuan kita (dalam menaklukkan hawa nafsu) bertambah, maka (tuntutan-tuntutan) hawa nafsu kita akan berkurang."[][23]
Imam Ali as berkata: "'lffah (inenjaga diri) dapat melemahkan syahwat (hawa nafsu)."[][24]
Imam Ali as berkata: "Siapa yang merindukan surga, akan melupalah syahwat.”[][25]
Imam Ali as berkata: "Ingatlah bahwa setiap kelezatan akan hilang. Setiap kenikmatan akan berpindah. Dan setiap bencana pasti akan berakhir jua. Dengan begitu kita telah niengabadikan nikmat, meujernihkan syahwat, menghilangkan takabur, mendekatkan bahagia, melipur lara, dan menggapai cita-cita."[][26]
Taqwa dan kontrol hawa nafsu ialah dua faktor yang (seharusnya) menguasai syahwat dan naluri manusia sampai sejauh mungkin. Sehingga hawa nafsu seiring dengan hukum Allah dan segala keinginannya sesuai dengan kehendak Allah SWT. Setelah itu, baru manusia dapat membenci dan lari dari segala yang dilarang Allah. Demikianlah manusia mencapai puncak interaksi dengan Tuhannya.
Perubahan jiwa yang menakjubkan ini sebenarnya telah dijelaskan oleh Allah dalam Alquran di surah Al-Hujurât ayat 7 yaitu:
"... tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan...".
Walhasil, keberadaan taqwa fase inilah yang sangat berpengaruh dalam jiwa manusia. Karena ia ticlak hanya mampu mencegah seseorang dari kefasikan, kekafiran dan kemaksiatan, namun juga menanamkan rasa benci terhadap hal-hal tersebut.

Manusia adalah Gabungan Akal dan Hawa Nafsu

Manusia adalah Gabungan Akal dan Hawa Nafsu

Dari pembahasan yang telah lalu ini kita bisa menarik kesimpulan bahwa meskipun hawa nafsu mempunyai daya yang sangat kuat dan berpevan aktif serta efektif dalam kehidupan manusia, tapi kehendaknya untuk menyempurnakan, mematangkan dan menonjolkan peran akal tidak pernah terampas. Hal itu disebabkan oleh karena manusia terdiri dari akal dan hawa nafsu.
Manusia selalu berada dalam tarik-menarik keclua faktor ini. Fluktuasi keduanya berakibat langsung pada manusia. Semuanya, sebenarnya, bergantung pada manusianya sendin dalam sejauh mana mengfungsikan atau medisfungsikan akal dalam kehidupannya.
Manusia berbeda sekali dengan binatang. Binatang tidak mempunyai akal yang bisa mengatur dunianya; langkah-langkahnya secara total dikemudikan oleh hawa nafsu. la sepenuhnya tunduk padanya dan sikapnya termanifestasi melalui faktor hawa nafsu saja.
Imam Ali as berkata: "Allah menganugerahkan akal yang tak berunsur syahwat kepada inalaikat, syahwat tanpa unsur akal pada binatang, dan keduanya (akal dau syahwat) kepada anak cucu Adam. Karenanya, siapa yang akalnya bisa mengalahkan syahwatnya, maka dia lebih baik daripada malaikat dan siapa yang syahwatnya mengalahkan akalnya, maka dia lebih buruk daripada binatang."[][19]

PENGUASAAN AKAL ATAS HAWA NAFSU


Penguasaan Akal terhadap Hawa Nafsu
Meski kekuasaan hawa nafsu sangat efektif, tapi akal manusia mampu memanajemeni dan mengarahkannya dengan cara memperkuat posisi dan perannya dalam jiwa manusia.
Jika suatu saat peranan akal melemah dan hawa nafsu lolos daii genggamannya, maka ia mesti tetap menempati posisi yang memerintah dan melarang, menghukum dan menolak. Sedangkan hawa nafsu hanya bisa membuat kebingungan dan membangkitkan waswas dalam jiwa.
Imam Ali as berkata: "Jiwa adalah tempat bisikan-bisikan hawa nafsu. Sedangkan akal berperan untuk menolak dan meredainnya."[][16]
Imam Ali as berkata: "Di dalam hati ada hasutan-hasutan jahat, dan akal (berupaya) menyingkirkan mereka."[][17]
Maksud dari kedua hadis tersebut ialah bahwa hawa nafsu bersemayam dalam jiwa manusia hanya untuk menimbulkan bisikan-bisikan jelek. Sebaliknya, akal tampil sebagai penguasa yang berhak menghukumi, menolak dan mencegah.
Imam Ali as berkata: "Akal yang sempurna adalah akal yang mampu mengusir tabiat jelek (dalam jiwa)."[][18]
Maksudnya, meski tabiat dan akhlak manusia telah diperdayai oleh hawa nafsu, tapi akal masih tetap dalam posisi yang kokoh dan mempunyai kekuasaan yang prima untuk menekan tabiat yang sudah terpengaruh kejelekan itu. Hal ini akan menjadi realita jika akal itu sempurna dan lurus. Yang demikian ini merupakan landasan yang sangat mantap dalam metode pendidikan Islam yang Insya Allah akan saya bahas secara terinci dalam bagian mendatang.

Enam Sumber dalam Jiwa Manusia


Enam Sumber dalam Jiwa Manusia

Oleh : Bayun Prasetyo

Untuk mengenal posisi hawa nafsu dalam jiwa dan perannya dalam kehidupan manusia, saya perlu menegaskan bahwa Allah SWT telah memasang beberapa sumber gerak dan kesadaran manusia. Semua gerak -aktif ataupun reaktif- dan kesadaran manusia bermuara dari sumber-sumber ini. Tercatat ada enam sumber penting, yang terutamanya adalah hawa nafsu, sebagai berikut.
1. Fithrah, yang telah dilengkapi Allah dengan kecenderungan. hasrat dan gaya tarik menuju dan mengenal-Nya dan meraih keutamaan-keutamaan akhlak, seperti kesetiaan, 'iffah (harga diri), belas kasih dan murah hati.
2. 'Aql, adalah titik pembeda manusia.
3. Irâdah, adalah pusat keputusan dan yang menjamin kebebasan manusia (dalam mengambil keputusan) dan kemerdekaannya.
4. Dhamir, yang berfungsi sebagai mahkamah dalam jiwa. la bertugas mengadili, mengecam dan melakukan penekanan terhadap manusia demi menyeimbangkan prilakunya.
5. Qalb, fuad dan shadr, merupakan jendela lain bagi kesadaran dan pengetahuan, sebagaimana kita pahami melalui ayat-ayat Alquran, yang dapat menerima atau menampung pencerahan Ilahi.
6. Al-hawa, adalah kumpulan berbagai nafsu dan keinginan dalam jiwa manvisia yang menuntut pemenuhan secara intensif. Bila tuntutannya terpenuhi, iadapat memberi manusia kenikmatan tersendiri.
Inilah keenam sumber penting bagi gerak dan kesadaran jiwa manusia yang telah diberikan oleh Allah.

Hawa Nafsu dalam Alquran dan Hadis


HADIS
Diriwayatkan dari Imam Al-Baqir bahwa Rasulullah SAWW bersabda, Allah SWT berfirman: "Demi kemuliaan-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginannya (nafsunya) di atas keinginan-Ku, melainkan Aku kacaukan urusannya, Aku kaburkan dunianya dan Aku sibukkan hatinya dengan dunia serta tidak Aku berikan diinia kecuali yang telah kutakar untuknya.
Demi kemulian-Ku, kebesaran-Ku, keagungan-Ku, keperkasaan-Ku, nur-Ku, ketinggian-Ku dan ketinggian tempat-Ku, tak seorang hambapun yang mengutamakan keinginan-Ku di atas keinginan (nafsu) dirinya melainkan Aku suruh malaikat untuk menjaganya, langit dan bumi menjamin rezekinya dan menguntungkan setiap perdagangan yang dilakukannya serta dunia akan datang dan selalu berpihak kepadanya".[][3]
Hadis qudsi cliatas amat populer dan terdapat dalam beberapa kitab dari golongan Sunnah dan Syi'ah. Saya juga meriwayatkan hadis tersebut melalui beberapa jalur. Sebagiannya darinya saya anggap sahih. Saya mencoba menelaah hadis yang berharga ini pada tiga bagian:
Pertama, seputar definisi hawa nafsu (al-hawa), bagian-bagian aksidentalnya, metode terapi dan "penjinaan"-nya. Bagian ini dianggap sebagai pengantar kajian hadis tersebut. (Bagian ini kami bagi menjadi tiga bagian menjadi I. Hawa Nafsu clalam Al-Quran dan Hadis, II. Tugas Akal dalam Mengendalikan Hawa Nafsu, III. Telaah Kritis Bala Tentara Akal dan Kejahilan pen.)Kedua, seputar orang yang mengutamakan hawa nafsunya atas perintah Allah. (Bagian ini kami bagi menjadi tiga bagian, menjadi : IV. Orang yang Mengutamakan Hawa Nafsunya, V. Perbandingan Dunia dan Akhirat, VI. Telaah Anali-tik tentang Dunia dan Akhirat pen.)
Ketiga, seputar orang yang mengutamakan keinginan Allah atas keinginan dirinya. (Bagian ini menjadi bagian ketujuh yaitu VII. Orang yang Mengutamakan Keinginan Allah.
erminologi Hawa Nafsu dalam Alquran dan Sunnah
Hawa nafsu adalah istilah keislaman yang digunakan dalam Alquran dan Sunnah. la menjadi istilah dengan arti khas budaya keislaman. Sering kita menemukan kata hawa nafsu dalam Alquran dan Sunnah. Antara lain, Allah SWT berfirman: "Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya?" (Q.S. Al-Furqon 43.)
Dan firman Allah SWT: "Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya)."(Q.S. An-Nazia'at 40- 41.)
Amirul Mukminm Ali as dalam Nahjul Balaghahnya berkata: "Sesungguhnya yang paling aku kuatirkan pada kalian adalah dua hal, yaitu taat hawa nafsu dan angan-angan panjang."
Diriwayatkan melalui Imam Shâdiq bahwa Rasulullah SAWW bersabda: "Waspadalah terhadap hawa uafsu kalian sebagaimana kamu sekalian waspada terhadap musuh. Tiada yang lebih pantang bagi manusia daripada mengikuti hawa, nafsu dan ketergelinciran lidah yang tak bertulang."[][4]
Imam Shâdiq as juga berkata: "Janganlah kalian biarkan jiwa bersanding bersama hawa nafsu. Karena, hawa nafsu pasti (meinbawa) kehinaan bagi jiwamu.”[][5]

Bulan Pernah Terbelah


Bulan Pernah Terbelah

Allah berfirman: "Sungguh telah dekat hari qiamat, dan bulan pun telah terbelah (Q.S. Al- Qamar: 1)" Apakah kalian akan membenarkan kisah yang dari ayat Al-Qur'an ini menyebabkan masuk Islamnya pimpinan Hizb Islami Inggris ?? Di bawah ini adalah kisahnya:

Dalam temu wicara di televisi bersama pakar Geologi Muslim, Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar, salah seorang warga Inggris mengajukan pertanyaan kepadanya, apakah ayat dari surat Al-Qamar di atas memiliki kandungan mukjizat secara ilmiah ?

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawabnya sebagai berikut:
Tentang ayat ini, saya akan menceritakan sebuah kisah. Sejak beberapa waktu lalu, saya mempresentasikan di Univ. Cardif, Inggris bagian barat, dan para peserta yang hadir bermacam-macam, ada yang muslim dan ada juga yang bukan muslim. Salah satu tema diskusi waktu itu adalah seputar mukjizat ilmiah dari Al-Qur'an. Salah seorang pemuda yang beragama muslim pun berdiri dan bertanya, "Wahai Tuan, apakah menurut anda ayat yang berbunyi [Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah] mengandung mukjizat secara ilmiah ? Maka saya menjawabnya: Tidak, sebab kehebatan ilmiah diterangkan oleh ilmu pengetahuan, sedangkan mukjizat tidak bisa diterangkan ilmu pengetahuan, sebab ia tidak bisa menjagkaunya. Dan tentang terbelahnya bulan, maka itu adalah mukjizat yang terjadi pada Rasul terakhir Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam sebagai pembenaran atas kenabian dan kerasulannya, sebagaimana nabi-nabi sebelumnya. Dan mukjizat yang kelihatan, maka itu disaksikan dan dibenarkan oleh setiap orang yang melihatnya. Andai hal itu tidak termaktub di dalam kitab Allah dan hadits-hadits Rasulullah, maka tentulah kami para muslimin di zaman ini tidak akan mengimani hal itu. Akan tetapi hal itu memang benar termaktub di dalam Al-Qur'an dan sunnah-sunnah Rasulullah shallallahu alaihi wassalam. Dan memang Allah ta'alaa benar-benar Maha berkuasa atas segala sesuatu.

Maka Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar pun mengutip sebuah kisah Rasulullah membelah bulan. Kisah itu adalah sebelum hijrah dari Mekah Mukarramah ke Madinah. Orang-orang musyrik berkata, "Wahai Muhammad, kalau engkau benar Nabi dan Rasul, coba tunjukkan kepada kami satu kehebatan yang bisa membuktikan kenabian dan kerasulanmu (mengejek dan mengolok-olok)?" Rasulullah bertanya, "Apa yang kalian inginkan ? Mereka menjawab: Coba belah bulan, .."

Maka Rasulullah pun berdiri dan terdiam, lalu berdoa kepada Allah agar menolongnya. Maka Allah memberitahu Muhammad agar mengarahkan telunjuknya ke bulan. Maka Rasulullah pun mengarahkan telunjuknya ke bulan, dan terbelahlah bulat itu dengan sebenar-benarnya. Maka serta-merta orang-orang musyrik pun berujar, "Muhammad, engkau benar-benar telah menyihir kami!" Akan tetapi para ahli mengatakan bahwa sihir, memang benar bisa saja "menyihir" orang yang ada disampingnya akan tetapi tidak bisa menyihir orang yang tidak ada ditempat itu. Maka mereka pun pada menunggu orang-orang yang akan pulang dari perjalanan. Maka orang-orang Quraisy pun bergegas menuju keluar batas kota Mekkah menanti orang yang baru pulang dari perjalanan. Dan ketika datang rombongan yang pertama kali dari perjalanan menuju Mekkah, maka orang-orang musyrik pun bertanya, "Apakah kalian melihat sesuatu yang aneh dengan bulan?"Mereka menjawab, "Ya, benar. Pada suatu malam yang lalu kami melihat bulan terbelah menjadi dua dansaling menjauh masing-masingnya kemudian bersatu kembali...!!!"

Maka sebagian mereka pun beriman, dan sebagian lainnya lagi tetap kafir (ingkar). Oleh karena itu, Allah menurunkan ayat-Nya:

"Sungguh, telah dekat hari qiamat, dan telah terbelah bulan, dan ketika melihat tanda-tanda kebesaran Kami, merekapun ingkar lagi berpaling seraya berkata, "Ini adalah sihir yang terus-menerus", dan mereka mendustakannya, bahkan mengikuti hawa nafsu mereka. Dan setiap urusan benar-benar telah tetap.... " sampai akhir surat Al- Qamar.

Ini adalah kisah nyata, demikian kata Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar. Dan setelah selesainya Prof. Dr. Zaghlul menyampaikan hadits nabi tersebut, berdiri seorang muslim warga Inggris dan memperkenalkan diri seraya berkata, "Aku Daud Musa Pitkhok, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris. Wahai tuan, bolehkah aku menambahkan??"

Prof. Dr. Zaghlul Al-Najar menjawab: Dipersilahkan dengan senang hati."

Daud Musa Pitkhok berkata, "Aku pernah meneliti agama-agama (sebelum menjadi muslim), maka salah seorang mahasiswa muslim menunjukiku sebuah terjemah makna-makna Al-Qur'an yang mulia. Maka, aku pun berterima kasih kepadanya dan aku membawa terjemah itu pulang ke rumah. Dan ketika aku membuka-buka terjemahan Al-Qur'an itu di rumah, maka surat yang pertama aku buka ternyata Al-Qamar. Dan aku pun membacanya:

Telah dekat hari qiamat dan bulan pun telah terbelah...
Maka aku pun bergumam: Apakah kalimat ini masuk akal?? Apakah mungkin bulan bisa terbelah kemudian bersatu kembali?? Andai benar, kekuatan macam apa yang bisa melakukan hal itu??? Maka, aku pun menghentikan dari membaca ayat-ayat selanjutnya dan aku menyibukkan diri dengan urusan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi Allah Yang Maha Tahu tentang tingkat keikhlasam hamba-Nya dalam pencarian kebenaran.

Maka aku pun suatu hari duduk di depan televisi Inggris. Saat itu ada sebuah diskusi diantara presenter seorang Inggris dan 3 orang pakar ruang angkasa AS. Ketiga pakar antariksa tersebut pun menceritakan tentang dana yang begitu besardalam rangka melakukan perjalanan ke antariksa, padahal saat yang sama dunia sedang mengalami masalah kelaparan, kemiskinan, sakit dan perselisihan. Presenter pun berkata, " Andai dana itu digunakan untuk memakmurkan bumi, tentulah lebih banyak berguna". Ketiga pakar itu pun membela diri dengan proyek antariksanya dan berkata, "Proyek antariksa ini akan membawa dampak yang sangat positif pada banyak segmen kehidupan manusia, baik segi kedokteran, industri, dan pertanian. Jadi pendanaan tersebut bukanlah hal yang sia-sia, akan tetapi hal itu dalam rangka pengembangan kehidupan manusia.

Dan diantara diskusi tersebut adalah tentang turunnya astronot menjejakkan kakiknya di bulan, dimana perjalanan antariksa ke bulan tersebut telah menghabiskan dana tidak kurang dari 100 juta dollar. Mendengar hal itu, presenter terperangah kaget danberkata, "Kebodohan macam apalagi ini, dana begitu besar dibuang oleh AS hanya untuk bisa mendarat di bulan?" Mereka pun menjawab, "Tidak, ..!!! Tujuannya tidak semata menancapkan ilmu pengetahuan AS di bulan, akan tetapi kami mempelajari kandungan yang ada di dalam bulan itu sendiri, maka kami pun telah mendapat hakikat tentang bulan itu, yang jika kita berikan dana lebih dari 100 juta dollar untuk kesenangan manusia, maka kami tidak akan memberikan dana itu kepada siapapun. Maka presenter itu pun bertanya, "Hakikat apa yang kalian telah capai sehingga demikian mahal taruhannya. Mereka menjawab, "Ternyata bulan pernah mengalami pembelahan di suatu hari dahulu kala, kemudian menyatu kembali.!!! Presenter pun bertanya, "Bagaimana kalian bisa yakin akanhal itu?" Mereka menjawab, "Kami mendapati secara pasti dari batuan-batuan yang terpisah terpotong di permukaan bulan sampai di dalam (perut) bulan. Maka kami pun meminta para pakar geologi untuk menelitinya, dan mereka mengatakan, "Hal ini tidak mungkin telah terjadi kecuali jika memang bulan pernah terbelah lalu bersatu kembali".

Mendengar paparan itu, ketua Al-Hizb Al-Islamy Inggris mengatakan, "Maka aku pun turun dari kursi dan berkata, "Mukjizat (kehebatan) benar-benar telah terjadi pada diri Muhammad sallallahu alaihi wassallam 1400-an tahun yang lalu. Allah benar-benar telah mengolok-olok AS untuk mengeluarkan dana yang begitu besar, 100 juta dollar lebih, hanya untuk menetapkan akan kebenaran muslimin !!!! Maka, agama Islam ini tidak mungkin salah ... Maka aku pun berguman, "Maka, aku pun membuka kembali Mushhaf Al-Qur'an dan aku baca surat Al-Qamar, dan ... saat itu adalah awal aku menerima dan masuk Islam.

sumber: milis Al-Sofwah

Kenapa Kita Harus Belajar Islam


Kenapa Kita harus Belajar Islam?

Oleh: Dony Yusuf

Seorang pengendara sepeda motor melaju dengan kencang, melewati sebuah jalanan yang cukup sepi di antara tumbuhan-tumbuhan besar, rupanya di sekelilingnya adalah hutan. Dengan memakai atribut seorang pembalap, dia memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas rata- rata. Namun sial, di tengah perjalanannya itu, ia merasakan sesuatu, ban sepeda motornya kempis, dan mesin kendaraannya agak tersendat-sendat. Akhirnya dengan wajah kecut, ia menghentikan sepeda motornya di tengah hutan itu. Jengkel, dongkol, marah, dan sedikit resah berkecamuk di dalam dirinya. Belum selesai gundah di dalam dirinya habis, dia melihat ke arah tanki bensin sepedanya yang juga kosong melompong. Dia berpikir, kepada siapa aku harus meminta pertolongan, sedangkan kendaraan yang lalu lalang di depannya hanya bisa dihitung dengan sebelah jari tangan.

Mungkin sedikit gambaran persitiwa di atas agak tidak masuk akal, namun hal itu bisa terjadi pada siapa saja, saya, dia atau sobat. Memang sekarang kita sedang menjalani suatu perjuangan besar yang namanya adalah kehidupan. Segala sesuatu bisa terjadi di dalamnya. Senang, susah, gembira dan sedih saling berganti. Tinggal masalahnya sekarang, sudah siapkah kita dalam menjalani yang namanya kehidupan ini. Tul nggak??

Apa yang sobat pikirkan tentang keadaan pengendara sepeda motor tadi? Mengapa dia bisa mengalami hal semacam itu? Iya, memang kita tahu itu takdir…. Cuman kira-kira apa menurut sobat penyebabnya? Mungkinkah karena dia tidak mempersiapkan sepeda motornya dengan baik? Bisa jadi. Mungkinkah karena dia terlalu percaya bahwa sepeda motornya dalam kondisi yang sangat prima? Bisa juga. Namun yang pasti, pengendara sepeda motor tadi belum mengetahui kejadian apa yang bakal menimpa dia di tengah jalan hutan itu.

Nah, karena itulah, dalam hidup ini kita kudu mempersiapkan diri kita dengan bekal yang cukup.Bolehlah kita memakai atribut keduniawian seperti baju pembalap yang dimiliki oleh pengendara sepeda motor tadi. Namun yang bisa membawa kita hingga ke tujuan kita sebenarnya nanti bukanlah hal itu. Kendaraan apakah yang kita tumpangi ke sana dan sudah siapkah kendaraan kita tadi akan segala kemungkinan? Itu yang harus kita camkan sekarang. Kendaraan apa yang kita tumpangi sekarang? Itulah Al Islam, sebagai pedoman dan tuntunan hidup. Ketika kita telah mengikrarkan diri sebagai seorang muslim, seharusnya kita juga mempersiapkan kendaraan kita itu. Artinya kita wajib membekali pengetahuan kita tentang Islam yang sebenarnya.

Orang yang selamat hingga tujuan adalah orang yang bener-bener memperhitungkan segala sesuatu yang mungkin terjadi, artinya dia harus mampu menyelesaikan masalah yang bakal dia temui. Itulah sebenarnya Islam. Islam adalah sebuah Din solusi buat semua masalah sobat. Jadi kalo’ kita ingin sukses, dan bisa memecahkan semua masalah hidup yang ada, belajarlah bagaimana kita mampu merangkai jalan keluarnya, yaitu dengan belajar Islam sebagai satu- satunya jalan yang akan kita tempuh.

Dan ingatlah sobat, syahadat yang udah kita ucapkan yang menjanjikan tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, akan ditanyakan di hari akhir nanti. Bagaimana dengan janji kita itu, apa sudah kita laksanakan atau tidak?
Sehingga kita udah ngerti bener, yang namanya belajar Islam itu wajib buat kita semua. Berpahala agung untuk yang menjalani, dan berdosa besar buat orang yang meninggalkannya. Terus Islam seperti apa yang kudu kita pelajari? Yang pasti Islam tidak hanya mengajarkan tentang ibadah ritual saja, seperti sholat, puasa, infaq dan sebagainay.

Tetapi Islam yang harus kita pelajari adalah Islam yang kaffah, mencakup semua sisi kehidupan. Syarat mempelajari Islam tersebut adalah:

1.Sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah serta sumber-sumber hukum Islam yang ada.
Ketika kita menjumpai ada suatu kajian yang bertentangan dengan hal tersebut di atas, kita benarkan, apabila tidak mampu lebih baik kita tinggalkan.
2.Pustakanya dari ummat Islam
Segala sesuatu yang kita pelajari tentang Islam harus berasal dari orang Islam pula, baik itu sejarah, informasi atau apapun.
3.Secara menyeluruh
Seperti yang telah diungkap di atas Islam yang kita pelajari kudu secara menyeluruh bukan hanya sebagian saja.
Semoga yang telah kami sampaikan ini mampu menyadarkan kita semua tentang kemuliaan Islam yang tidak akan dapat kita peroleh tanpa usaha dan doa dari kita sendiri. Allahu Akbar!!

WANITA DAN DAYA PESONA BAWAAN LAHIR



(Membangkitkan Aura Pribadi Yang Terpendam)

"Allah (pemberi) cahaya ( kepada) langit dan bumi . Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca(dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang banyak berkahnya, (yaitu) pohon Zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat (nya.). Yang minyaknya (saja) hampir- hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahayanya siapa yang dikehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu" (Q.S. : 24 :35).

"Tuhan adalah cahaya langit dan bumi", demikian penegasan Al-Qur'an yang kemudian dimensi kosmogonis dan kosmologisnya, dan diperkuat oleh Rasul SAW. Dengan sabdanya, "Yang pertama kali diciptakan oleh Tuhan adalah cahaya". Realitas alam Islami yang penting ini mengejawantahkan dirinya tidak hanya di angkasa yang terang benderang dan kegemerlapan sinar yang memberi ciri sebagian besar pusat dunia Islam klasik berkembang. Identifikasi cahaya dengan prinsip spiritual yang sekaligus membentuk, mengatur, dan membebaskan ini merupakan suatu faktor yang menentukan pada sakralisasi aura atas diri manusia itu sendiri, yang menyempurnakan faktor-faktor dan prinsip-prinsip tersebut diatas. Selain itu pada akhirnya cahaya ini sama seperti firman, karena menurut hadits lain disebutkan bahwa "yang pertama kali dicipta oleh Tuhan adalah firman (Al- Kalimah)" sehingga pada dasarnya identitas cahaya dan firman (Al-Nur dan Al-Kalimah) adalah serupa. Hal ini menegaskan peran Al-Qur'an sebagai petunjuk (Al-Huda), jalan menuju Tuhan, "Bagaikan sepercik cahaya menyinari kegelapan eksistensi manusia di dunia ini".

Aura adalah merupakan pantulan dari sisi luar pancaran cahaya langit dan bumi, yang mengkristal secara batin dan terpendam dalam jiwa manusia. Cahaya aura tidak menyilaukan mata, bahkan sebaliknya ia akan dapat menyejukkan dan menentramkan batin orang yang pada dasarnya memiliki kepekaan sensual dan sedap dipandang mata bagi orang lain yang memandangnya. Sedangkan kehebatan lain dari cahaya aura itu sendiri tidak terlepas dari aneka warna memukau yang melambangkan kesempurnaan ciptaan Tuhan dan aspek lain dari jiwa Nabi Muhammad SAW. Yang merupakan suatu teofani dan refleksi dari ketakterbatasan kekayaan khazanah Tuhan yang tercipta setiap saat tanpa pernah kehabisan kemungkinan-kemungkinannya yang tampak sebagai refleksi duniawi dari keadaan surgawi. Maka aneka warna hasil polarisasi cahaya aura melambangkan manifestasi yang Esa dalam yang banyak, serta kebergantungan yang banyak kepada yang Esa. Setiap warna dari cahaya aura melambangkan keadaan dan cahayanya sendiri, tanpa cahaya yang terbatas hanya pada warna tertentu. Apabila aneka warna dianggap melambangkan keadaan dan tingkatan eksistensi kosmik, maka warna aurapun merupakan simbol dari wujud dan simbol sumber seluruh eksistensi yang senantiasa berhubungan dengan kehadiran Tuhan dan inteligensi kosmik yang juga bersinar di dalam diri manusia dan merupakan sarana untuk menyadari keberadaan yang Maha Esa, melalui cahaya yang bersinar di seluruh kosmos dari pusat Axis mundi (cahaya keberkahan) yang tidak di timur maupun di barat. Aura itu sendiri adalah suatu pancaran sinar (cahaya) yang mengalami proses penghalusan berkali-kali sebagian sinarnya melingkupi makrokosmos (alam semesta/jagat besar) dan sebagiannya lagi melingkupi mikrokosmos (manusia/jagat kecil), pancaran sinar aura ini ada yang aktif dan ada pula yang non aktif baik pada alam semesta maupun pada diri manusia. Daya aktif aura atas alam semesta akan tampak terlihat nyata dan jelas pancaran sinarnya (transparan) sedangkan daya aktif aura atas diri manusia tidak begitu jelas terlihat (hanya berupa uap tipis)

Minggu, 21 September 2008

Demi Masa


Satu makna telah telah terucap ketika manusia menghadapi perjalanan hidup untuk mengisi setiap kekosongan yang menjadi dasar manusia untuk melangkah demi masa untuk mencapai kebahagiaan diri, manusia rela menjadi diri orang lain untuk memainkan perannya untuk mengisi hidupnya. berbagai warna dari sebuat cintalah yang membuat mereka untuk menyatukan visi dan misi untuk menghadap kepada Allah SWT yang Maha Hidup, Maha Pengasih.

Dalam Sembah Sujudku

Ketika sang fajar menampakan diri diantara gerak langkah dan ucapan manusia untuk menjalani hidup ini, kaki melangkah kejalanMu Ya Rab, tangan menyapa di atas kebahagiaan , Mulut berbicara tentang sebuah kehidupan, keyakinan muncul dalam diri untuk berserah diri atas nama-Mu.

Wisata Hati

Disebuah pulau terkecil terdapat suatu dimana masing-masing individu berdiri sendiri dengan kepribadian masing - masing. kepribadian tersebut diantara : kesedihan, kebahagiaan, penderitaan, dan waktu. suatu dari keempat tersebut terjadi berbagai problema yang begitu akut hingga individu harus pusing kemana harus menyelesaikan permasalahannya : pertama dilari ke kebahagiaan,namun sang bahagia menjawab : saya sedang bahagia tolong jangan ganggu saya, lalu kedua dia lari ke si penderita, si penderita menjawab : saya saja menderita bagaimana saya bisa menolong anda, lalu ketiga dia lari ke si sedih, si sedih menjawab : saya juga sedang bersedih bagaimana saya mampu mengatasi masalah anda, hingga akhirnya dia bimbang kemana dia harus melangkah, kemana dia harus mencari solusi bahkan untuk hidup pun sudah tak mampu, sampai tali di atas gantunganpun menjerat lehernya untuk menutus segala aktifitasnya, tanpa sadari sang waktu menolongnya dari segala problema yang dia hadapi sampai selesai.

kadang kebanyakan dari kita terlalu banyak berpikir terlalu jauh, namun sudah sadarkah diri kita tentang waktu yang setia mendampingan kita dalam setiap perjalanan, dia selalu berjalan seiring sejalan dengan detakan jantung dan urat nadi kita, bangkitlah wahyu sang punjangga : kita bisa menentukan hidup seiring waktu menatap kita dan Ridlo Allah SWT selalu bersama

Kamis, 18 September 2008

Personal Motivation

Tidak ada kata seindah makna untuk mengungkapkan sebuah kebahagiaan hidup selain indahnya mutiara yang berada di dasar laut yang mampu memberikan angin kebahagiaan, curahan hati nurani yang mampu menetramkan hati dan perasaan.