Home Edisi Cetak Kesehatan Solusi Melahirkan Tanpa Rasa Sakit
Solusi Melahirkan Tanpa Rasa Sakit
Friday, 23 November 2007 11:49
E-mail Print PDF
User Rating: / 1
PoorBest
Article Index
Solusi Melahirkan Tanpa Rasa Sakit
Terapi Hipnotis
All Pages
Page 1 of 2
Benarkah waterbirth dan hypnobirthing bisa mengurangi rasa sakit dan aman dilakukan saat bersalin?
Persalinan dalam air (waterbirth)Artis penyanyi terkenal Oppie Andaresta menjalani persalinan dalam air awal Juli lalu. Dia melahirkan anak pertamanya di sebuah klinik bersalin di daerah Ubud, Bali. Menurut pengakuannya, rasa sakit melahirkan tidak terlalu dirasakannya. Sang bayi pun lahir dengan selamat dan dalam keadaan sehat.
Melahirkan dalam air pada prinsipnya sama dengan persalinan normal seperti persalinan biasa di atas tempat tidur. Bedanya hanya media yang digunakan. Kolam plastik berisi air hangat digunakan untuk berendam sang ibu. Cara ini telah lama dipraktekkan di negara-negara Eropa, Amerika dan beberapa negara Asia. Di Indonesia, cara ini diperkenalkan sejak tahun 2006 di sebuah rumah bersalin di Jakarta. Sebelumnya, operasi caesar adalah alternatif bagi ibu yang takut rasa sakit bersalin secara normal. Walaupun tanpa indikasi medis yang kuat, operasi caesar dijalani agar terhindar dari rasa sakit. Bahkan beberapa tahun yang lalu, cara ini sempat menjadi tren tersendiri di kalangan para ibu khususnya para artis.
Dr. Tamtam Otamar Samsudin, SpOG, dokter yang pertama kali menolong persalinan dalam air, menjelaskan bahwa berkurangnya rasa sakit dan rasa nyamanlah yang membuat banyak ibu meminati jenis persalinan yang tergolong baru ini. Rata-rata pasien yang menjalaninya adalah ibu-ibu muda berumur 20-30 tahun. Biasanya melahirkan anak pertama atau kedua. Alasan memilih cara ini pada umumnya karena ibu takut mengalami rasa sakit yang hebat saat bersalin.
Terjadinya rasa sakit yang hebat disebabkan oleh ketakutan yang memicu tegangnya otot polos di dalam tubuh, pembuluh darah menyempit dan membuat pasokan oksigen menjadi berkurang. Mulut rahim menjadi kaku dan impuls rasa sakit di rahim bertambah. Berkurangnya rasa sakit terjadi karena adanya relaksasi otot-otot tubuh saat ibu berendam di dalam air hangat. Bibir vagina menjadi lebih elastis dan rileks sehingga robekan/pengguntingan bibir vagina dapat dihindari. Saat rileks, tubuh memproduksi hormon endorphin yang berguna untuk menghambat rasa sakit. Sakit bersalin pun berkurang 40-70 persen.
Lebih lanjut dokter yang telah berhasil membantu 68 persalinan dalam air ini, menjelaskan teknik waterbirth secara rinci. Ibu masuk ke dalam kolam plastik berisi air hangat dengan suhu 36-37 derajat Celcius. Saat ibu masuk, mulut rahim harus sudah pembukaan enam. Air kolam haruslah higienis untuk mencegah penularan kuman lewat media air. Air akan diisikan sampai sebatas dada si ibu.
Sifat air yang memiliki daya apung, secara tidak langsung mengurangi berat badan ibu sehingga ibu dapat bergerak bebas. Air juga bersifat menenangkan dan membuat ibu merasa nyaman. Hal ini penting karena bila ibu secara fisik rileks, mentalnya juga akan rileks dan dapat berkonsentrasi untuk mengejan. Suhu air yang hangat akan meningkatkan kontraksi rahim dan memperlancar aliran darah pada tubuh ibu.
Kelebihan lainnya, persalinan dalam air berjalan lebih cepat dibandingkan cara konvensional di atas tempat tidur. Sebagai perbandingan, bila persalinan biasa mulai dari pembukaan lima sampai pembukaan lengkap (yaitu pembukaan sepuluh) rata-rata terjadi delapan jam. Sedangkan bila si ibu berendam dalam air, tahap di atas dapat berlangsung sekitar setengah sampai dua jam.
Selain itu, bayi yang dilahirkan lewat proses persalinan dalam air memiliki tingkat stres dan trauma yang lebih kecil. Ini dimungkinkan karena saat ibu berendam dalam air hangat, otot panggul lebih rileks sehingga jalan lahir menjadi lebih lebar. Kepala bayi pun dapat keluar lebih mudah. Trauma atau cedera kepala yang minimal memungkinkan bayi memiliki IQ yang lebih tinggi dibanding bayi yang lahir dengan cara biasa. Di samping itu, suhu air kolam yang hampir sama dengan suhu air ketuban dalam rahim membuat bayi tidak mengalami stres. Di Amerika, bayi dikeluarkan dari air pada sepuluh detik pertama setelah lahir dan ditidurkan dalam gendongan ibu. Pada saat itu bayi masih bernafas dengan plasenta.
Perlu diperhatikan, risiko air kolam tertelan oleh bayi cukup besar. Apabila terjadi temperature shock saat bayi meluncur di dalam kolam, bayi akan terangsang bernafas dan dapat menelan air. Bila proses persalinan lama, hati-hati terhadap bahaya hipotermia (suhu tubuh terlalu rendah) pada ibu. Oleh karena itu, perlu tim yang terdiri dari dokter spesialis kebidanan dan kandungan, dokter spesialis anak, bidan, yang mampu bekerja sama demi keselamatan ibu dan bayi.
Pada dasarnya persalinan dalam air aman dan cukup nyaman. Tetapi tidak semua ibu dapat menjalani cara ini. Ibu yang memiliki penyakit darah tinggi pada kehamilan/preeklampsia, menderita herpes atau HIV/AIDS, mengandung janin kembar, dan kehamilan sungsang tidak diperbolehkan menjalani cara persalinan jenis ini. Pengalaman di lapangan menunjukkan ada beberapa ibu yang gagal menjalaninya akibat tidak majunya pembukaan mulut rahim. Bila terjadi hal tersebut, operasi caesar adalah jalan terakhir.
Dengan berbagai manfaat dari teknik melahirkan yang tergolong baru di Indonesia ini, banyak ibu yang berminat menjalaninya. Bila Anda tertarik, Anda harus mempersiapkan dana persalinan lebih banyak dibandingkan dengan persalinan normal biasa. Di sebuah rumah sakit di Jakarta Selatan menawarkan persalinan waterbirth dengan harga sekitar delapan juta rupiah. DGR (BI 51)
Syarat Waterbirth:
1. Tidak memiliki penyakit infeksi seperti hepatitis, herpes, HIV/AIDS sebab dikhawatirkan kuman mengontaminasi air dalam kolam.
2. Tidak memiliki penyakit darah tinggi selama kehamilan/preeklampsia.
3. Tidak mengalami perdarahan atau riwayat perdarahan pada persalinan sebelumnya.
4. Tidak memiliki kelainan jantung dan kencing manis yang perlu penanganan khusus.
5. Tidak mengandung janin kembar.
6. Letak bayi tidak sungsang atau melintang.
7. Tidak ada lilitan tali pusat yang membahayakan bayi.
Sabtu, 22 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar